Di era digital seperti sekarang, hampir semua aktivitas dilakukan melalui gawai. Mulai dari bekerja, belajar, mengakses media sosial, hingga berkomunikasi dengan keluarga, semuanya berlangsung lewat layar kecil yang hampir selalu kita pegang: ponsel. Penggunaan yang intens ini tidak hanya menyita perhatian, tetapi juga perlahan memengaruhi struktur tubuh, terutama bagian leher. Tanpa disadari, posisi menunduk berkepanjangan membuat beban pada tulang servikal meningkat hingga beberapa kali lipat.

Jika kamu pernah merasakan leher kaku, nyeri menjalar ke bahu, atau kepala seperti tertarik ke belakang setelah lama bermain HP, itu bukan kebetulan. Fenomena yang disebut text neck kini menjadi keluhan umum masyarakat urban, termasuk di kota Serang yang aktivitas digitalnya semakin meningkat. Kebiasaan rutin menunduk 20–30 derajat saja sudah mampu memberi tekanan besar pada otot dan ligamen leher. Bayangkan jika hal ini terjadi selama bertahun-tahun.

Masalahnya, banyak orang baru sadar setelah gejalanya semakin parah: leher sulit digerakkan, punggung atas cepat pegal, atau bahkan muncul sakit kepala tegang (tension headache). Padahal, tanda-tanda awal text neck sebenarnya bisa diatasi jika tubuh kembali direposisi dan keseimbangan strukturnya dikembalikan ke posisi semula. Salah satu metode yang populer digunakan adalah terapi reposisi struktural seperti Terapi Kretek Serang.

Terapi ini bukan sekadar pijat, tetapi pendekatan menyeluruh yang menyasar sendi, muskuloskeletal, hingga pola gerak tubuh. Dengan teknik manipulasi lembut, terarah, dan bertahap, banyak klien merasakan leher yang kembali ringan, kepala lebih stabil, dan postur tubuh terasa lebih tegak alami.